THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 25 Oktober 2010

Kepadatan Penduduk dan Pencemaran Lingkungan

A. Dinamika Penduduk

Penduduk merupakan sekumpulan orang-orang yang telah lama menempati suatu daerah. Kepadatan penduduk dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk untuk setiap satu kilometer persegi. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah penduduk di suatu daerah dengan luas daerah yang ditempati.

Jumlah Penduduk Luas Daerah

Jumlah penduduk di suatu daerah atau negara mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini disebut dinamika penduduk. Perubahan penduduk ini meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi. S edangkan, jumlah penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun disebut pertumbuhan penduduk.

Pertumbuhan penduduk sangat dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk dikatakan meningkat bila kelahiran lebih tinggi daripada kematian. Selain itu, jumlah orang yang datang (bermigrasi) lebih banyak daripada kematian. Pertumbuhan penduduk dikatakan menurun bila kematian lebih ti nggi daripada kelahiran. Selain itu, jumlah orang yang keluar atau bermigrasi lebih sedikit daripada kematian.

  1. Angka Kelahiran (Natalitas)

Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun. Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:

1) Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran > 30 per tahun.

2) A ngka kelahiran dikatakan sedang jika angka kelahiran 20-30 per tahun.

3) Angka kelahiran dikatakan rendah jika angka kelahiran <>

2. Angka Kematian (Mortalitas)

Mortalitas merupakan angka yang menunjukkan jumlah kematian dari setiap 1000 penduduk per tahun. Mortalitas dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu: 1) Mor talitas dikatakan tinggi jika angka kematian > 18 per tahun. 2) Mortalitas dikatakan sedang jika angka kematian antara 14-18

per tahun.

3) Mortalitas dikatakan rendah jika angka kematian antara 9-13 pertahun.


sumber:http://zaifbio.wordpress.com

Masyarakat dan Budaya

Jakarta sebagai ibu kota negara R.I. merupakan kota terbesar dan paling padat penduduknya di seluruh Indonesia, dengan penduduknya sekitar sembilan juta yang terdiri dari berbagai bangsa dan suku-suku bangsa dari seluruh wilayah Indonesia. Keanekaragaman ditambah dengan pengaruh bangsa asing melahirkan keanekaragaman corak seni dan budaya. Beberapa lamanya daerah ini menjadi tempat berkumpulnya berbagai bangsa dan suku suku bangsa dan bermacam-macam adat istiadat, bahasa dan budaya daerah masing-masing. Berbaurnya suku-suku bangsa dari seluruh tanah air dengan bangsa lain seperti Cina, Arab, Turki, Persia, Inggris dan Belanda mengakibatkan terjadinya perkawinan di antara mereka, sehingga terjadilah perpaduan adat istiadat, budaya dan falsafah hidup hingga melahirkan corak budaya dan tata cara yang baru. Dengan demikian sejak abad ke 19 nampak suatu proto type etnis Betawi. Hal ini tergambar dalam cara dan kesenian masyarakat Betawi dimana ada pengaruh Arab, Cina, Portugis dan lain-lain.

Berbagai kesenian tradisional Betawi dapat berkembang dan digemari oleh masyarakat luas, bukan hanya oleh masyarakat Betawi. Kesenian Betawi tersebut antara lain Lenong dan Topeng Blantik. Keduanya merupakan seni drama tradisional. Juga seni tari seperti tari Topeng, Ondel-ondel, tari Ronggeng Topeng dan lain-lain. Seni suara dan seni musiknya adalah sambrah, rebana, gambang kromong, tanjidor dan sejenisnya, bahkan wayangpun ada, wayang kulit Betawi menggunakan bahasa dialek Melayu Betawi

Sistem perkawinan pada masyarakat Betawi pada dasarnya mengikuti hukum Islam, kepada siapa mereka boleh atau dilarang mengadakan hubungan perkawinan. Dalam mencari jodoh, baik pemuda maupun pemudi bebas memilih teman hidup mereka sendiri. Karena kesempatan untuk bertemu dengan calon kawan hidup itu tidak terbatas dalam desanya, maka banyak perkawinan pemuda pemudi desa tersebut dengan orang dari lain desa. Namun demikian, persetujuan orang tua kedua belah pihak sangat penting, karena orang tualah yang akan membantu terlaksananya perkawinan tersebut. Biasanya prosedur yang ditempuh sebelum terlaksananya perkawinan adalah dengan perkenalan langsung antara pemuda dan pemudi, bila sudah ada kecocokan, orang tua pemuda lalu melamarnya ke orang tua si gadis. Bila kedua belah pihak setuju, ditentukan hari untuk mengantarkan uang belanja-kawin yang biasanya diwakilkan kepada orang lain yakni kerabat kedua belah pihak. Pada hari yang telah ditentukan, dilakukanlah upacara perkawinan. Selesai dilakukan akad nikah, pemuda kembali ke orang tuanya, begitu pula dengan si gadis. Beberapa waktu kemudian diadakan upacara besanan, di mana pengantin laki-laki diarak ke rumah pengantin wanita. Dengan melalui upacara kenal jawab dengan irama pantun, diiringi irama rebana dan lagu-lagu marhaban barulah pengantin laki-laki diperkenalkan masuk rumah untuk menemui pengantin wanita dan duduk bersanding sebentar, kemudian pengantin laki-laki berdiri dan bergabung dengan orang-orang tua yang mengantarkan tadi. Sesudah upacara bersama ini maka pengantin wanita dapat mengikuti suaminya kembali ke rumahnya.

Komposisi penduduk Jakarta sangat beragam terdiri dari beberapa entitas etnis yang mendiami wilayah di DKI Jakarta (masyarakat local) diantaranya Sunda, Jawa, China dan penduduk asli Jakarta yang disebut “Orang Betawi,”. Selain entitas etnis dominan tersebut terdapat kelompok etnis besar masyarakat lainnya yang datang dari luar Jakarta diantaranya etnis Minangkabau, Batak, Manado dan Maluku dengan kepadatan penduduk 15.000 orang per kilometer persegi.

Meskipun Jakarta sebagai kota kosmopolitan, namun seni budaya yang berakar pada tradisi nenek moyang masih terus terjaga keberadaannya. Kesenian Ondel-ondel, Tanjidor, Lenong, upacara adat Perkawinan dan Khitanan masih sering ditemui di beberapa pelosok kota Jakarta-disamping keberadaan seni-seni tradisional yang dibawa oleh masyarakat pendatang seperti Kuda Lumping, Reog Ponorogo, Wayang Golek, Wayang Orang dan Ketoprak.

Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan di Daerah Jagakarsa Jakarta Selatan merupakan wilayah yang masih menjaga kelestarian tradisi Betawi.

Pada waktu-waktu tertentu diadakan berbagai acara kesenian dan upacara adapt Betawi “Ngarak Pengantin Sunat”, pertunjukkan sandiwara tradisional Lenong, pentas musik Gambang Kromong dan bazaar-doeloe seperti : Dodol Betawi, Gado-gado, Nasim Uduk, Sayur Asem dan minuman spesifik yang disebut : Bir Pletok.

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta

Minggu, 24 Oktober 2010

LKB

Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) berpartisipasi optimal pada kegiatan Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair) 2009. Tahun ini sengaja LKB lebih utuh dan solid. Paling tidak ada tiga mata kegiatan yang digelar. Pertama menampilkan stand Rumah Betawi yang berlokasi di sebelah Hall D. Di stand ini LKB menampilkan berbagai hasil aktivitas masyarakat Betawi, seperti menjual ragam kuliner Betawi, khususnya kue-kue kering. Ada juga minuman segar, bir Pletok. Kedua, berpartisipasi aktif pada Karnaval Jakarta Fair yang digelar hari Senin dan Rabu selama Jakarta Fair berlangsung. Karnaval ini baru perdana diadakan oleh Panitia Jakarta Fair, melibatkan hampir semua peserta Jakarta Fair. Sementara itu LKB menampilkan kesenian Ondel-Ondel dan Penganten Sunat pada karnaval itu. Ketiga, LKB juga berpartisipasi pada pentas kesenian di panggung hiburan Pasar Gambir, dengan menampilkan aneka ragam kesenian Betawi, seperti Topeng Betawi, Lenong, aneka tari Betawi, Lipet Gandes, dan sebagainya. Tujuan didirikannya LKB tak lain adalah mewujudkan seni budaya Betawi yang menjunjung tinggi persaudaraan, kepedulian, kegotongroyongan, kekompakan, dan kemandirian dalam upaya meneguhkan kota Jakarta sebagai kota budaya bertaraf internasional. Tujuan itu terpatri dalam program utama mengembangkan dan mengapresiasi seni budaya Betawi agar diterima dan dicintai oleh masyarakat ibukota dan masyarakat Nusantara pada umumnya; mensejahterakan seniman dan budayawan Betawi; mempertegas jatidiri kota Jakarta dengan budaya Betawi dalam interaksi antar etnis yang multikultur; dan turut serta menciptakan masyarakat Jakarta yang harmonis dan multikultur.


Ruang lingkup kerja LKB memang tak hanya terbatas pada wilayah administratif Provinsi DKI Jakarta saja, namun mencakup keseluruhan wilayah budaya Betawi. Wilayah budaya Betawi kini berada pada wilayah administrasi Provinsi DKI Jakarta, kota dan kabupaten Tangerang, kota dan kabupaten Bekasi, kota Depok, dan beberapa kecamatan di kabupaten Bogor seperti Cibinong. Yang masih terasa kental pada ekspresi kebudayaan di tempat-tempat ini adalah bahasa dan perilaku. Jadi, kini Orang Betawi bertempat tinggal menyebar di tiga propinsi yaitu Provinsi DKI Jakarta, Banten (kota dan kabupaten Tangerang), dan Jawa Barat (kota dan kabupaten Bekasi, kota dan kabupaten Karawang, kota Depok, dan kabupaten Bogor). Orang Betawi berdasarkan statistik BPS tahun 2002 merupakan penduduk kedua terbesar (27%) setelah Jawa (32%).

Ketua Umum LKB, H. Tatang Hidayat, SH, mengungkapkan saat ini LKB fokus pada program Pelestarian, Pembinaan, Pengembangan, Pemberdayaan, dan Pensejahteraan seniman dan budayawan Betawi. “Saya sebut program LKB saat ini dengan 5P, yaitu Pelestarian, Pembinaan, Pengembangan, Pemberdayaan, dan Pensejahteraan seniman dan budayawan Betawi,” ungkapnya.

Menurut H. Tatang Hidayat, kondisi seni budaya Betawi saat ini persis pada dua jalan yang bertolak belakang. Satu cabang, banyak seni budaya Betawi yang tak dapat diselamatkan dan telah masuk liang kubur, sementara satu jalan lainnya memang mampu berjaya dan mengharumkan citra Kota Jakarta. Sebagai ibukota negara, menurut H. Tatang, sudah sepantasnya Jakarta menjadi barometer bagi perkembangan kota di Indonesia. Di bidang politik, Jakarta menjadi pusat pemerintahan yang mampu memperlihatkan kinerja birokrasi yang modern. Segala sesuatunya dilakukan dengan akuntabilitas yang memadai. Begitu seharusnya pula di bidang kebudayaan. Banyak kota di Indonesia yang bisa berperan sebagai pusat-pusat kebudayaan, seperti Yogyakarta, Denpasar, Banda Aceh, Bukittinggi, dan sebagainya. “Akan tetapi, Jakarta sebagai pintu gerbang Indonesia harus memiliki perangkat kebudayaan yang memadai pula. Karena, peradaban sebuah bangsa diukur dengan perkembangan kebudayaannya,” tutur H. Tatang.

Sejak Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta dicanangkan oleh H. Ali Sadikin pada tahun 1968, praktis keterlibatan LKB pada event besar HUT Kota Jakarta itu relatif tak terlihat. “Seharusnya LKB terlibat pada kegiatan Jakarta Fair dan mewarnainya dengan kekayaan seni budaya lokal, namun senantiasa LKB belum dilihat sebagai lembaga yang dapat memperkuat pijakan kekokohan kota Jakarta,” aku H. Tatang. Itu sebabnya, menurut H. Tatang, mulai tahun ini dan tahun-tahun berikutnya, LKB akan berjuang mewarnai Jakarta Fair dengan nuansa lokal. “Dengan demikian, seniman dan budayawan Betawi dapat diberdayakan yang pada gilirannya dapat mensejahterakan hidup keseharian mereka,” tambahnya.

Seperti diketahui, keterlibatan LKB pada Jakarta Fair tahun 2009 ini antara lain dengan menghadirkan sebagain besar dari unsur budaya Betawi secara utuh. Keutuhan itu dapat ditemukan pada Rumah Betawi yang di dalamnya diupayakan menampilkan wajah seni budaya Betawi, lalu kegiatan karnaval Jakarta Fair dan pentas seni budaya Betawi di panggung Pasar Gambir.

LKB berupaya optimal mewarnai Kota Jakarta dengan seni budaya Betawi dan itu bukan tidak ada dasar hukumnya. Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta telah sangat jelas memposisikan seni budaya Betawi sebagai kekayaan yang harus dilindungi dan dikembangkan dengan format yang benar dan sinambung. “Jika ada pihak yang masih memandang rendah keberadaan seni budaya Betawi, itu kontraproduktif,” ujar H. Tatang.

Dalam kondisi global yang secara dinamis terus berubah, LKB bertekad melakukan peningkatan performa guna memenuhi amanat dan tuntutan para sesepuh masyarakatnya. Dukungan internal maupun eksternal sangat diperlukan, agar lembaga ini bisa melakukan perubahan. Melakukan perubahan memang tidak bisa seperti membalik telapak tangan. LKB harus melakukan transformasi secara bertahap tetapi juga cepat dan tepat. LKB bertekad menjadi agen perubahan bagi kekokohan dan keberjayaan seni budaya Betawi di Nusantara Mari mampir di stan Rumah Betawi LKB di Jakarta Fair.

sumber:http://www.budayabetawi.com

FAKTOR KRIMINALITAS MENINGKATKAN ANGKA KEMATIAN DI INDONESIA

I. PENGERTIAN KRIMINALITAS

Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan. Berbagai sarjana telah berusaha memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti segala tingkah laku manusia yang dapat dipidana ,yang diatur dalam hukum pidana.

Hal yang sama pernah dilakukan pula oleh para ahli hokum dalam mencari arti hokum sebagaimana dikemukakan oleh Immanuel Kant : “noch suchen die yuristen eine definition zu ihrem begriffe von recht”. (L.j Van Apeldoorn,Pengantar Ilmu Hukum,Pradnya Paramita,Jakarta,1981,hlm.13)

Berikut pengertian kejahatan dipandang dalam berbagai segi:

  • Secara yuridis, kejahatan berarti segala tingkah laku manusia yang dapat dipidana,yang diatur dalam hokum pidana.
  • Dari segi kriminologi,setiap tindakan Dari segi kriminologi setiap tindakan atau perbuatan tertentu yang tindakan disetujui oleh masyarakat diartikan sebagai kejahatan. Ini berarti setiap kejahatan tidak harus dirumuskan terlebih dahulu dalam suatu peraturan hokum pidana. Jadi setiap perbuatan yang anti social,merugikansertab menjengkelkan masyarakat,secara kriminologi dapat dikatakan sebagai kejahatan
  • Arti kejahatan dilihat dengan kaca mata hokum, mungkin adalah yang paling mudah dirumuskan secara tegas dan konvensional. Menurut hokum kejahatan adalah perbuatan manusia yang melanggar atau bertentangan dengan apa yang ditentukan dalam kaidah hokum; tegasnya perbuatan yang melanggar larangan yang ditetapkan dalam kaidah hokum,dan tidak memenuhi atau melawan perintah-perintah yang telah ditetapakan dalam kaidah hokum yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan bertempat tinggal.(Soedjono. D,S.H.,ilmu Jiwa Kejahatan,Amalan, Ilmu Jiwa Dalam Studi Kejahatan,Karya Nusantara,Bandung,1977,hal 15).

Dari segi apa pun dibicarakan suatu kejahatan,perlu diketahui bahwa kejahatan bersifat relative. Dalam kaitan dengan sifat relatifnya kejahatan, G. Peter Hoefnagels menulis sebagai berikut : (Marvin E Wolfgang et. Al., The Sociology of Crime and Delinquency,Second Edition,Jhon Wiley,New York,1970,hlm. 119.)

We have seen that the concept of crime is highly relative in commen parlance. The use of term “crime” in respect of the same behavior differs from moment to moment(time), from group to group (place) and from context to (situation).

Relatifnya kejahatan bergantung pada ruang,waktu,dan siapa yang menamakan sesuatu itu kejahatan. “Misdad is benoming”, kata Hoefnagels; yang berarti tingkah laku didefenisikan sebagai jahat oleh manusia-manusia yang tidak mengkualifikasikan diri sebagai penjahat. (J.E. Sahetapy, Kapita Selekta Kriminologi,Alumni, Bandung, 1979,hlm.67.)

Dalam konteks itu dapat dilakukan bahwa kejahatan adalah suatu konsepsi yang bersifat abstrak. Abstrak dalam arti ia tidak dapat diraba dan tidak dapat dilihat,kecuali akibatnya saja.

sumber: http://cintalestari.wordpress.com

Rabu, 20 Oktober 2010

Hubungan Antara Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

Penduduk, masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lainnya.
Dimana penduduk adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan kebudayaan; baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia untuk melangsungkan ataupun melengkapi kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi sesuatu yang melekat dan menjadi ciri khas dari pada manusia ( masyarakat ) tersebut.
Masyarakat dan kebudayaan terus berkembang dari masa ke masa. Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya, masyarakat yang hidup dalam keadaan yang seperti ini di sebut dengan masyarakat nomaden. Mereka berpindah ke tempat lain jika bahan makanan yang ada di derah mereka telah habis. Namun, seiring dengan waktu mereka mulai belajar untuk melestarikan daerah di mana mereka tinggal. Mereka mulai bercocok tanam dan berternak untuk melangsungkan kehidupan mereka. Hingga saat ini kegiatan bercocok tanam ( bertani ) menjadi ciri khusus masyarakat Indonesia dan dengan demi kian Indonesia di sebut dengan negara agraris, karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani hingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Masyarakat zaman dahulupun meninggalkan hasil kebudayaan yang beraneka ragam, mulai dari peralatan, bahasa, lagu, bangunan – bangunan, hingga berbagai macam upacara adat.
Kebudayaan sendiri berkembang melalui beberapa periode. Mulai dari zaman prasejarah, zaman purba, zaman madya hingga zaman baru.
Hasil kebudayan pada zaman prasejarah merupakan benda – benda tua yang terbuat dari batu – batu alam dan tulang – tulang binatang. Alat – alat tersebut mereka ciptakan untuk berburu binatang.
Pada zaman purba, masyarakat mulai tumbuh dan berkembang beserta dengan tumbuhnya peraturan – peraturan yang berlaku dan mengikat keberadaan masyarakat tersebut. Mereka hidup di bawah pimpinan raja yang berkuasa. Mereka juga mulai mengenal tulisan. Pada zaman ini masyarakat mulai mengenal suatu kepercayaan yang lebih jelas jika dibandingkan dengan masyarakat yang hidup pada zaman sebelumnya. Mereka yang dulu hidup dengan menyembah batu dan pepohonan besar kini mulai menyembah apa yang mereka sebut sebagai Tuhan. Kepercayaan yang berkembang pada zaman ini adalah agama Hindu dan Budha. Kedua agama ini membawa pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Bukan hanya dari segi kebudayaan tetapi juga dalam bentuk susunan masyarakat hingga kepada adat istiadat, karya seni dan sastra serta bentuk bangunan. Banyak sekali karya seni berupa lukisan, patung – patung dan candi – candi yang bercorak hindu maupun budha yng di bangun pada zaman ini.
Zaman madya ditandai dengan masuknya agama Islam. Agama Islam menyebar dengan cepatnya menyebar di Indonesia. Agama Islam juga memberikan pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan kebudayaan di Indonesia. Islam memberikan sentuhan baru bagi perkembangan bangunan – bangunan dan karya seni maupun sastra di Indonesia.
Zaman baru di mulai sejak masuknya pengaruh barat ke Indonesia. Hingga saat ini zaman baru masih berlangsung. Proses berkembangnya kebudayaanpun masih terus berlangsung. Zaman baru membawa pengaruh dan perubahan yang besar. Mulai dari gaya hidup, cara berpakaian, bentuk bangunan dan lain – lain. Kebudayaan yang berasal dari luarpun tak hanya masuk, namun sebagian dari mereka bercampur dengan kebudayaan asli Indonesia sehingga terciptalah suatu kebudayaan yang baru.
Kebudayaan sendiri sebenarnya bergantung kepada bagaimana masyarakat itu tinggal dan berkomunikasi dengan sesamanya. Dengan demikian setiap Negara memiliki kebudayaan yang berbeda.
Kebudayaan tidak akan pernah berhenti untuk berkembang selama masyarakat terus berkembang dan belajar demi kelangsungan hidupnya.

batetsays.blogspot.com

Kepadatan penduduk

Laju pertumbuhan penduduk lebih tinggi di negara berkembang (merah) dibanding dengan negara maju (biru)

Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.

Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan kenaikan logistik penduduk.

Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako, Singapura, Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.

Piramida penduduk

Distribusi usia dan jenis kelamin penduduk dalam negara atau wilayah tertentu dapat digambarkan dengan suatu piramida penduduk. Grafik ini berbentuk segitiga, dimana jumlah penduduk pada sumbu X, sedang kelompok usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk lak-laki ditunjukkan pada bagian kiri sumbu vertikal, sedang penduduk perempuan di bagian kanan.

Piramida penduduk menggambarkan perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu. Negara atau daerah dengan angka kematian bayi yang rendah dan memiliki usia harapan hidup tinggi, bentuk piramida penduduknya hampir menyerupai kotak, karena mayoritas penduduknya hidup hingga usia tua. Sebaliknya yang memiliki angka kematian bayi tinggi dan usia harapan hidup rendah, piramida penduduknya berbentuk menyerupai genta (lebar di tengah), yang menggambarkan tingginya angka kematian bayi dan tingginya risiko kematian.

Pengendalian jumlah penduduk

Piramida penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia

Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu contoh pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat Cina yang terkenal dengan kebijakannya 'satu anak cukup'; kebijakan ini diduga banyak menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib.

Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.


sumber: wikipedia

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.

Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.

Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.

Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.


sumber: wikipedia

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.[1]

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.


sumber: wikipedia.com

Sabtu, 09 Oktober 2010

Seks Bebas Di Kalangan Remaja


Remaja dengan segala perubahan dan fakta-fakta remaja lainnya seperti juga pernah diungkapkan pada artikel sebelumnya (Remaja dan Seks) memang selalu menarik untuk dibahas.

Fakta artis tersebut hanyalah tontonan yang tampaknya sudah menjadi sangat biasa kita santap sehari-hari. Data terburuk lain mengungkap fakta yang tidak kalah mirisnya, remaja bahkan rela melakukan aborsi ketika kehamilan menjadi tidak diinginkan : 700 ribu remaja Indonesia setiap tahunnya melakukan aborsi. Padahal tindakan aborsi pun beresiko menjadi kematian.

Akibat-akibat lain dari seks bebas di kalangan remaja ini pun berbagai macam, terkena HIV/AIDS, PMS (Penyakit Menular Seksual), KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga aborsi (seperti yang disebutkan tadi) yang dapat menyebabkan cacat permanen atau berujung pada kematian.

Akibat psikologis yang seringkali terlupakan ketika melakukan hal ini sebenarnya adalah: RASA BERSALAH, MARAH, SEDIH, SESAL, MALU, KESEPIAN, TIDAK PUNYA BANTUAN, BINGUNG, STRES, BENCI DIRI SENDIRI, BENCI ORANG YANG TERLIBAT, TAKUT TIDAK JELAS, INSOMNIA, KEHILANGAN PERCAYA DIRI, GANGGUAN MAKAN, KEHILANGAN KONSENTRASI, DEPRESI, BERDUKA, TIDAK PUNYA PENGHARAPAN, CEMAS, TIDAK MEMAAFKAN DIRI SENDIRI, TAKUT HUKUMAN TUHAN, MIMPI BURUK, MERASA HAMPA, HALUSINASI, SULIT MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN.

Lalu berikut beberapa alasan kenapa hal ini bisa terjadi :

1. TIDAK BISA MENGATAKAN ‘TIDAK’:

- Biasanya karena merasa takut diputus hubungan oleh pacarnya. Cara untuk mempertahankan hubungan tersebut. Padahal biasanya, sehabis itu pacar akan lari juga.

- Pacar sudah membujuk rayu sedemikian rupa, sampai akhirnya tidak bisa menolak. Habis itu, siapa yang akan bertanggung jawab ya?

- Biasanya dijadikan alasan sebagai pembuktian cinta. Sebenarnya kalau benar-benar cinta, akan menjaga supaya hubungan seks dilakukan setelah menikah.

2. MERASA BUKAN ANAK GAUL

Dengan pernah melakukan seks, dianggap ‘Gaul’. Salah besar padahal. Akan tetapi, banyak remaja yang punya konsep diri rendah tetap melakukannya supaya dianggap ‘Gaul’.

3. BISNIS

Prostitusi semakin merebak, sekedar iming-iming Blackberry dapat membuat remaja melakukannya loh! Di beberapa daerah, remaja juga dijadikan alat bisnis oleh orang tuanya atau juga karena masalah kemiskinan.

4. NILAI AGAMA YANG BERKURANG

Kalau dulu sih, pegangan tangan lawan jenis saja, kayaknya tabu sekali. Agama yang dijadikan alasan. Katanya secara agama tidak boleh. Tapi, sekarang mungkin sudah biasa yah? Ajarannya sih masih sama, akan tetapi nilai-nilainya mungkin sudah mulai bergeser kali tampaknya…

5. TAYANGAN TV

Wah, ini jangan ditanya deh. Dicekokin tiap hari dengan tayangan sinetron, infotainment, film, dll. Apa tidak rusak jadinya? Minimal membuat remaja ada keinginan ingin mencoba? Hm…jangan sampai kejadian deh ya...

6. GAYA HIDUP

Nah, akhirnya ada beberapa orang malah sudah menjalaninya sebagai gaya hidup. Sudah biasa saja. Ckckck…

Akan tetapi, penulis yakin dan optimis, masih banyak remaja yang mempunyai sikap dan prinsip yang kuat dengan rumus ini :

PACARAN + CINTA = PERNIKAHAN, baru kemudian SEKS

Sekedar berkaca dari remaja di Dumpit Tangerang ketika penulis melakukan penyuluhan di sana di akhir bulan lalu. Mereka adalah remaja yang mempunyai sikap dan konsep diri yang baik. Remaja-remaja dari kalangan bawah tersebut, meskipun seringkali terpaksa bekerja untuk membantu orang tua mereka, tetap punya prinsip untuk tidak melakukan seks pranikah. Mereka tahu bahwa mereka akan berkata ‘TIDAK’ dan belajar menghargai diri mereka sendiri.

Bagaimanapun, pendidikan seks tetap perlu dilakukan agar hal ini tidak terjadi lagi. Lagi-lagi, ini PR siapa ya? Orang tua, guru, atau remajanya sendiri?


sumber:http:detik.com

DUNIA TERANCAM KELANGKAAN AIR BERSIH

TANGGAL 22 Maret setiap tahun mungkin tak memberi arti apa-apa
bagi kita. Kita masih merasa hidup di daerah yang berlimpah air
sehingga tanggal itu lewat begitu saja. Seharusnya pada tanggal itu, kita sebagai warga Indonesia maupun warga dunia tersadarkan bahwa ketersediaan air mulai bermasalah. Tanggal itu merupakan Hari Air Sedunia (World Water Day). TANGGAL itu mengisyaratkan, kita harus menyadari kalau ketersediaan air telah mengancam kesehatan masyarakat, mengancam stabilitas politik, dan juga mengancam lingkungan. Peringatan ini muncul dalam World Water Development Report (WWDR), sebuah laporan PBB mengenai ketersediaan air bersih dunia yang diluncurkan pada Third World Water Forum, tanggal 16-23 Maret 2003, di Jepang. Fakta- fakta tentang keadaan air di dunia terungkap dalam laporan itu.
Dalam laporan setebal 600 halaman itu disebutkan, meski jumlah
air merupakan bagian terbesar di bumi, namun hanya 2,53 persennya merupakan air bersih. Sebanyak dua pertiga dari air bersih itu berupa sungai es (glaser) dan salju permanen yang sulit untuk dimanfaatkan. Dari waktu ke waktu sumber daya air bersih makin berkurang akibat pertambahan penduduk. Air bersih juga terpolusi oleh kurang lebih dua juta ton sampah setiap hari. Polusi ini muncul dari kegiatan sektor industri, kotoran manusia, dan kegiatan sektor pertanian. Tidak ada data yang pasti soal produksi limbah cair. Akan tetapi, salah satu sumber memperkirakan produksi limbah cair mencapai 1.500 kilometer kubik. Bila saja satu liter limbah cair mencemari delapan liter air bersih, maka setidaknya 12.000 kilometer kubik air bersih terpolusi di seluruh dunia. Dampak dari perubahan iklim dunia terhadap sumber air belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, estimasi terbaru menyebutkan, perubahan iklim global menyebabkan kelangkaan air global hingga 20 persen. Pada pertengahan abad ini atau pada tahun 2050, setidaknya enam milyar manusia di 60 negara akan mengalami kelangkaan air bersih. Bahkan, dalam kurun waktu 20 tahun ke depan, laporan itu memprediksikan rata-rata pasokan air untuk tiap orang akan turun sepertiganya. Berbagai penyakit juga muncul terkait dengan ketersediaan air di negara berkembang seperti diare, malaria, dan skabies (penyakit kulit- Red). Pada tahun 2000 setidaknya terdapat 2,2 juta kematian karena sanitasi air yang rendah.

sumber:http:jurnal-mudi.tripod.com

Statistik Pemeluk Agama di Dunia

E-mail Cetak PDF
ImageMasyarakat yang tidak beragama berada pada peringkat ketiga dengan jumlah persentase 16 persen dari keseluruhan penduduk dunia. Yang menarik adalah setengah dari kelompok ini percaya kepada Tuhan namun tidak mengikuti agama tertentu. Agama Yahudi yang jumlah pemeluknya memiliki persentase 0,22 % dari jumlah penduduk dunia berada pada peringkat terakhir dalam daftar agama-agama resmi dunia. Walaupun di barat gereja-gereja yang tinggi menjulang banyak dibangun untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran Kristiani, namun saat ini perkembangan agama Islamlah yang mengalami kemajuan pesat dan perselisihan serta perbedaan yang ada di tengah umat Islam pun semakin berkurang dibanding dengan agama-agama lain. Dengan mengingat segala permasalahan ekonomi dan berbagai problem lainnya yang terjadi pada negara-negara Islam, agama ini mampu berada pada peringkat kedua dalam daftar agama dengan jumlah penganut terbanyak.

Berdasarkan laporan situs Baztab Iran, hasil survei memperlihatkan agama Kristen menguasai 33 persen masyarakat dunia namun mereka mengalami perpecahan yang lebih besar dan lebih prinsipal dibanding agama-agama lainnya.

Agama Kristen sekarang terpecah menjadi berbagai macam aliran yang berbeda-beda seperti Katolik, Protestan, Ortodoks timur, Anglikan, Evangelis, Pantekosta dan lain sebagainya.

Islam yang dipeluk oleh sekitar 21 persen dari penduduk dunia termasuk Suni, Syi’ah dan beberapa mazhab lainnya menempati agama kedua dengan penganut terbanyak setelah agama Kristen.

Orang-orang yang tidak beragama berada pada peringkat ketiga dengan persentase 16 persen dari jumlah penduduk dunia, termasuk di antaranya mereka yang tidak percaya kepada Tuhan, orang-orang sekuler dan yang menyembunyikan keyakinannya. Yang menarik adalah setengah dari mereka ternyata percaya kepada Tuhan walaupun tidak meyakini agama mana pun.

Agama Hindu berada pada peringkat keempat dengan jumlah pengikut sebanyak 14 persen dari jumlah penduduk dunia. Diikuti agama Buddha, agama tradisional Cina dan kepercayaan-kepercayaan tradisional masyarakat Afrika yang masing-masing memiliki jumlah persentase sebanyak 6 persen.

Agama Sikh dengan 0,36 persen komunitasnya menempati peringkat berikutnya dan Yahudi ternyata menempati peringkat paling akhir dari daftar agama-agama dunia menurut jumlah pengikutnya.

sumber:http:www-id.icc-jakarta.com

Tawuran Mahasiswa : Buah dari Pengekangan

Tawuran mahasiswaTawuran, perkelahian, pemukulan, antar mahasiswa atau pelajar serta kemudian aksi anarkis dalam demonstrasi hanyalah salah satu contoh jika disangkutkan dengan runtuh atau mengikisnya moralitas kampus. Lebih dari itu adanya ayam kampus, mami kampus (pelacur dan germo) menjadi hal lain yang menegaskan bahwa kampus memang bukan hanya tempat translitnya calon-calon sarjana, ahli madya, magister dll. Bukan hanya pendidikan formal, namun juga pendidikan non formal yang porsinya lebih besar.

Pendidikan non formal inilah yang seharusnya memang lebih dicermati, karena masalah moralitas tidak dibentuk dari ajaran teks semata, dari ruangan kuliah dan ocehan para dosen maupun kertas ujian. Namun, dari lingkungan didalam kampus diantaranya tongkrongan, organisasi, contoh yang diberikan dosen dan pejabat di kampus dll.

Di kisaran umur mahasiswa yang umumnya tengah mengalami proses kematangan secara fisik dan mental, bisa dibilang sangat labil, lebih labil dibanding pelajar SMA maupun dibawahnya. Faktor penyebabnya adalah pelepasan emosi pasca lepasnya dari bangku sekolah yang cenderung tidak lebih bebas, kebebasan yang baru didapatkan dimasa kuliah itulah yang cenderung mengakibatkan sekelompok mahasiswa mengekspresikan dirinya kearah hal-hal negatif.

Main musik, demonstrasi, beroganisasi, menjadi ayam kampus, mami kampus, kutu buku dll adalah sebuah ekspresi. Sebuah jalan menyalurkan emosi ditengah kebebasan yang didapat.

Kesimpulannya, iklim transparasi, kebebasan berekpresi dll sudah seharusnya diberikan sejak dini. Ini kemudian menyakut sistem pendidikan kita.

Biarkan siswa dari mulai bangku SD melampiaskan berbagai hasratnya, jangan kekang apalagi terlalu mendesaknya untuk melakukan sesuatu hanya dengan alasan aturan bukan kemauan. Sebuah catatan, bahwa disiplin terbentuk ketika orang sudah tahu apa itu ketidak disiplinan. Biarkan proses membentuk dan mengalir dengan alami, dengan begitu ketika seseorang mencapai fase yang lebih tinggi misalnya dalam jenjang pendidikannya, maka Ia dengan sendirinya akan cenderung menyelamatkan dirinya dari hal-hal negatif yang sudah Ia rasakan sebelumya. Selebihnya, pengawasan orang tua pun menjadi faktor penunjang lainnya.


sumber:http:www.karawanginfo.com

Jumat, 01 Oktober 2010

Nama : Sandy pratama hidayat
NPM : 16110359
Mata kuliah : ISD (tugas I)
Kelas : 1KA31


ARTIKEL ISD (Tugas II)


Berdasarkan pengamatan peneliti pada waktu observasi, kenyataan dilapangan khususnya pada pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak guru kurang optimal dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran karena pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), text book centered dan mono media. Guru masih mendomonasi proses pembelajaran sedang siswa masih nampak pasif. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam setiap penyampaian materi pelajaran IPS, karena menurut guru tersebut metode ceramah merupakan metode yang paling mudah dilaksanakan oleh setiap guru. Hal ini menyebabkan banyak siswa di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak menganggap proses pembelajaran IPS ini adalah sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, kurang variatif dan berbagai keluhan lainnya. Berdasarkan pada Suplemen Buku Induk Siswa yang berisi daftar nilai atau prestasi siswa berdasar Kurikulum berbasis Kompetensi dapat diperoleh data hasil prestasi nilai rata-rata kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak semester I tahun pelajaran 2005-2006 sebanyak 40 siswa yaitu nilai rata- rata kelas sebagai berikut : Pendidkan Agama (78,5); Matematika (70,5); IPA (72,5); IPS (65); Bahasa Indonesia (73,6), Penjas (62,5)
Dari nilai rata – rata diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar pada pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak terendah no 5 dari mata Matematika, Agama, IPA, Bahasa Indonesia.
Sebagaimana terdapat dalam Undang – Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 35, yang menyatakan bahwa ”Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar” (artikel Arif, Pemanfaatan Media Massa : 2004 dalam www.google.com), jadi pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar yang bersangkutan. Terlebih lagi dalam pembelajaran IPS yang merupakan syntetic science, karena konsep, generalisasi dan temuan – temuan penelitian ditentukan atau diobservasi setelah fakta terjadi menuntut adanya suatu media pendidikan dan sumber pembelajaran yang bisa meningkatkan interaksi dan motivasi belajar siswa.
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sedangkan media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hamalik, (1985:23). Gagne (1970) dalam bukunya Sadiman, (1996:6), menyatakan bahwa media pendidikan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media pendidikan juga diartikan sebagai media komunikasi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. idikan (ha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaSecara implisit media pendidikan meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Gagne dan Briggs (1975) dalam Hamalik (1994:4).
Sebagai sumber pembelajaran IPS, media pendidikan diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi IPS. Sementara itu, seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (Hardware) maupun perangkat lunak
(Software), akan membawa perubahan bergesernya peranan guru, termasuk guru IPS sebagai penyampai pesan/ informasi. Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu – satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Akan tetapi siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari VCD Pembelajaran. Penggunaan VCD pembelajaran ini adalah sebagai alat bantu media bukan sepenuhnya mengganti peran guru dalam mengajar.
Pemilihan VCD pembelajaran sebagai media pendidikan dan sumber pembelajaran IPS mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri melalui pembelajaran mandiri, siswa dapat berpikir aktif serta mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa dapat berperan sebagai peneliti, analis, tidak hanya sebagai konsumen informasi saja, terlebih lagi siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (Classroom Meeting) dan proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu. VCD pembelajaran dewasa ini, mulai membudaya dalam masyarakat dan pemutaran VCD pembelajaran dapat diulang setiap waktu serta mudah dioperasikan. Berdasarkan hal – hal tersebut dapat disimpulkan bahwa VCD pembelajaran mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul: ”EFEKTIVITAS VCD SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV DI MI TSAMROTUL HUDA 1 JATIROGO KEC. BONANG KAB. DEMAK 2005/2006”.


Sumber: http://sianturilenny.blogspot.com

Nama : Sandy pratama hidayat
NPM : 16110359
Mata kuliah : ISD (tugas I)
Kelas : 1KA31

ILMU SOSIAL DASAR


BAB 1.

• Pengertian ISD

Ilmu sosial dasar (ISD) adalah ilmu yang mempelajari tentang keteraturan – keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Ilmu ini mampu memecahkan masalah – masalah yang timbul di dalam masyarakat. Ilmu ini lahir karena sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang elite bagi masyarakat kita sendiri sehingga kurang akrab dengan lingkungan masyarakat. Ilmu Sosial Dasar diajarkan untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum kepada mahasiswa tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial yang terjadi di sekitamya. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap lingkungan sosialnya. Dengan kepekaan sosial yang dimilikinya, mahasiswa diharapkan memiliki kepedulian sosial dalam menerapkan ilmunya di masyarakat.
ISD merupakan suatu bahan studi atau program pengajaran khusus yang dirancang untuk kepentingan pengajaran/pendidikan yang di Indonesia diberikan di perguruan tinggi. Tegasnya, mata kuliah ini diberikan dalam rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep – konsep yang di kembangkan guna mengkaji gejala – gejala sosial dasar, daya tanggap, persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan sehingga lebih peka terhadapnya.

• Tujuan ISD

Ilmu sosial dasar ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk menkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi , dan penalaran mahaiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkugnan sosialnya dapat menjadi lebih besar.
Sebagai salah satu mata kuliah umum, ISD bertujuan membantu kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas, dan cirri-cri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap an tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lainnya, serta sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan.

• Hubungan ISD dengan IPS

ISD dan IPS mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan, berikut adalah persamaannya:

• Kedua – duanya merupakan bahan studi untuk keoentingan program pendidikan
• Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri
• Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial

Ada pun perbedaannya:
• ISD diberikan di perguruan tinggi, sedangakn IPS diberikan di sekolah dasar dan lanjutan
• ISD merupakan mata kuliah tunggal, sedang IPS merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran
• ISD diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual



• Ruang lingkup ISD

ISD mempunyai ruang lingkupyang cukup luas, dia antaranya:

1. memahami tentang Adanya berbagai aspek yang merupakan suatu masalah sosial yang dapat di tanggapi dengan pendekatan sendiri.

2. memahami tentang Adanya keragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat.

3. Mempelajari adanya berbagai berbagai masalah kependudukan dan hubungannya dengan masyarakat dan kebudayaan.

4. Mempelajari adanya masalah-masalah individu, keluarga dan masyarakat.

5. Mempelajari hubungan antar warga Negara dan Negara.

6. Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan pedesaan.

7. mempelajari tentang masalah pertentangan sosial dan integrasi

8. Mempelajari ilmu penngetahuan dan tekhnologi untuk memanfaatkan kemakmuaran masyarakat dan pengurangan kemiskinan.